Februari 12, 2016

Ceritaku di ACEH BARAT

Bosaaaaaaaaaaaaaan di rumah aja, sedangkan waktu untuk liburan itu banyak banget.... Ke mana ya? Tapi sendirian, ga enak kalo sendirian, ga seru. Akhirnya FB-an, rupanya ada yang posting ngajak liburan. Yes!!!!!!!!!!!!! Petualangan kali ini adalah Aceh Barat, tepatnya di Kota Meulaboh. Teman asventure saya, di mana sebelumnya kami sudah ke Air Terjuan Kuta Malaka, kemudian ke Langee Hidden Beach beserta Ie Rah-nya, waktu itu mereka (Kak Evi, Kak Miftah dan Kak Zaky) yang dari Meulaboh ke Banda Aceh. Kali in saya yang dari Banda Aceh ke Meulaboh. Oke FIX! 

Hari Sabtu, tanggal 06 Februari 2016 saya berangkat SEORANG DIRI ke Meulaboh, saya berangkat pukul 08:23 WIB dengan sepeda motor saya yang beberapa hari sebelumnya sudah saya service supaya selama perjalanan sepeda motor saya baik-baik saja. 

Selama di perjalanan, lumayan ramai orang yang berpergian ke arah Aceh Jaya atau Aceh Barat, laki, perempuan, pasangan, kalo yang perempuan ga ada yang nyetir sendirian, Cuma saya satu-satunya perempuan yang nyetir sendirian dari Banda Aceh ke arah Barat Aceh, resiko “Jones” pemirsa-pemirsa, namun ga masalah bagi saya, the journey must go on! Memasuki gunung paro, tiba-tiba ada pesepeda motor laki-laki sendirian yang mendekati saya, alhamdulillah niatnya baik kok, dia temani saya karena saya sendirian, alhamdulillah ada yang kawal selama perjalanan sampai ke puncak  geurute, rejeki anak Shalih-ah. 

Di puncak geurute, kamipun bersistirahat, rupanya sudah ada beberapa teman dari laki-laki yang kawal saya tadi, sayapun ngobrol sedikit dengan mereka, kemudian kamipun melanjutkan perjalanan. Menuruni puncak geurute, saya dan merekapun berpisah, tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada mereka. Thank You ya bradeeeeeeeeeeeeeeeers!!!!

Badan terasa pegal banget, setiap ada SPBU saya berhenti, selalu isi full tank, takut ga jumpa SPBU selama perjalanan ke ke depan, hahahaha. Maklum baru pertama kali ke Aceh Barat. Sepeda motor saya lajukan dengan kecepatan 80 km – 100 km / jam. Sesekali pelan, banyak hewan ternak di jalanan, ada yang santai di tengah jalan, ada yang rombongan, memang pemandangan ini sudah sangat biasa terjadi di sepanjang jalan menuju Aceh Barat, kecelakaanpun tak terelakkan bagi mereka yang kurang berhati-hati, bahkan ada yang menelan koban jiwa loh, tapi tetap sama saja, hewan ternak masih saja berkeliaran di jalanan. Yang salah bukan hewannya, tapi si pemilik hewan, tolong dong pak, yang punya lembu, sapi, kerbau dijaga, perurabe leumo kon di jalan, di lapangan yang jai naleung neuba keudeh. Tuhkan, jadi emosian saya!

Medan jalan menuju Aceh Barat sangatlah mengasikkan, pemandangannya  indah, dikarenakan letak geografis wilayah ini berada  di pesisir pantai ataupun laut, jalanan aspalnyapun lumayan mulus, sepi juga. Jadi bisa bawa kencang asalkan harus hati-hati.

Pukul 13:35 WIB, saya sampai di Kota Meulaboh, saya berhenti di pusat kota, apalagi kalau bukan masjid agung kota meulaboh, dan saya langsung di jemput oleh Kak Zaki, teman sekaligus host saya yang super baik hati selama di kota meulaboh.

Sayangnya, waktu itu cuaca di Kota Meulaboh tidak mendukung, hujan sepanjang waktu, hingga malam hari, tidak masalah bagi saya, sayapun memanfaatkan waktu di rumah sambil beristirahat dan mengobrol bersama teman saya, kamipun ngobrol panjang hingga pukul 23:00 WIB, sudah saatnya tidur, karena keesokan harinya saya dan Kak Zaky akan gowes keliling Kota Meulaboh.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar