Awal tahun 2016 ini begitu banyak cerita yang saya lalui. Akhir 2015 saya dapat cuti dari bos tempat saya bekerja, lamanya tak tanggung-tanggung, satu bulan guys, lama banget tu kan. Saya pakai waktu cuti tersebut untuk pulang ke kampung halaman. Tanggal 03 Januari 2016 saya berangkat ke Langsa, selama di Langsa, I spent my days bersama keluarga saya. Beda rasanya, biasanya setiap pulang kampung saya selalu excited untuk bertemu teman kuliah, KPM (KKN) atau SMA dan juga jalan-jalan ke sana sini serta berwisata kuliner di Langsa yang tiada habis-habisnya. Akhirnya saya hanya berkinjung ke Kuala Langsa dan juga bersetemu dengan teman SMA di har-hari terakir saya di Langsa.
Tanggal 26 Januari 2016
saya berangkat kembali ke Banda Aceh seorang diri, bukan untuk kembali bekerja
di tempat kerja saya yang dahulu, saya memutuskan untk resign dan mencari
pekerjaan di tempat yang lain. Sembari menunggu panggilan interview dan juga
mengirimkan surat lamaran pekerjaan, hari-hari di Banda Aceh saya gunukan untuk
relax dan santai (apa bedanya antara relax dan santai?)
Karena sudah bosan
terus-terusan di rumah, pada tanggal 30 Januari 2016, tepatnya hari Sabtu, saya
pergi ke Gunung Geurute, Aceh Jaya sendirian dengan menggunakan sepeda motor
saya. Sebenarnya perjalanan ini sudah saya rencanakan sebelumnya, lagipula selagi ada waktu kenapa tidak.
Pukul 09.00 WIB pagi,
saya pacu kendaraan saya menuju ke Geurute, perjalanan menghabiskan waktu
selama 1 ½ jam. Selama diperjalanan kita akan melewati dua buah pegunungan,
yaitu gunung paro dan gunung kulu, kita disuguhi dengan pemandangan alam yang
hijau, sesekali ada sekumpulan monyet liar yang sedang mencari makanan di
pinggir jalan. Mengendarai kendaraan selama di gunung ini harus ekstra hati-hati
dan fokus, karena jalannya meliuk-liuk dan di bawahnya ada jurang, salah-salah
kita bisa masuk ke salah satu tempat yaitu surga, neraka ataupun rumah sakit.
hahahahaha
Sampai di Geurute saya
langsung singgah di warung siamang, sayangnya siamangnya sudah pulang ke rumah
sendiri, jadi kami tidak sempat bertegur sapa. Rupanya, siamang punya jadwalnya
sendiri kalau ke warung tersebut, yaitu pukul 9-10 pagi, kemudian siang hari
pukul 2-3 dan sorenya pukul 3-4. Jadi kalau emang mau ketemu dengan siamang untuk
ngobrol ataupun foto-foto usahakan sampai di warung tersebut pada pukul yang
saya sebutkan tadi. Di warung-warung
yang berada di tepi puncak gunung geurute ini menyediakan bermacam makanan dan
minuman, harganya berkisar Rp. 10.000.
Tepat di depan warung
siamang terdapat tulisan PEUNIYOH PUNCAK GEURUTE ACEH JAYA, dan juga ada tangga
menuju ke atas puncak gunung, di sana kita dapat mengabadikan pemandangan yang
sangat indah. Berikut foto-foto yang saya ambil ketika mengunjungi Gunung
Geurute;
Saya menghabiskan waktu selama satu jam lebih Geurute, sebenarnya setelah warung siamang ini, masih ada lagi pemnadangan yang lebih indah, cukup lanjutkan perjalanan kita sejauh 500 meter ke depan, maka kita akan mendapatkan pemandangan yang lebih indah lagi. Seperti di bawah ini;
Pukul 12 lewat saya kembali ke Banda Aceh, ketika melewati Lhok Seudu, saya berhenti untuk bersitirahat sambil menikmati pemandangan, setelah puas beristirahat sayapun kembali melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.