Februari 13, 2016

Danau Genang-Gedong (yang kini) Tinggal Kenangan

Jarum jam tangan saya terus berputar, menunjukkan pukul 12:35 WIB, sudah waktunya makan siang.
Sebelum berangkat, kami sudah membeli makan siang untuk dimakan bersama dengan teman lainnya. Teman-teman sayapun membawa saya ke suatu tempat yang belum pernah saya datangi sebelumnya. Sudah pasti, ini adalah kali pertama saya berkunjung ke Aceh Barat, jadilah teman-teman saya ini sebagai guide pribadi saya, hehehehe. 

Setelah berziarah ke makam Teuku Umar Johan Pahlawan, kami kembali ke arah jalan pulang, kemudian motor kamipun berbelok ke lorong yang berada di sisi kanan seberang jalan.
Sepeda motor kami lajukan beberapa puluh meter ke dalam kawasan danau, sampailah kami di sana. 

Danau Genang-Gedong, berada di Gampong Putim, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat, 20 km dari Kota Meulaboh menuju Banda Aceh melewati Geumpang. Suasana tentram, damai dan teduh sekali, itulah yang saya rasakan. Sepi, padahal hari itu adalah hari Minggu. Kamipun memarkirkan sepeda motor kami di bawah pohon di antara bangunan kayu yang terlihat kotor dan warung yang berisikan beberapa pemuda yang sedang menyuruput kopi mereka yang tampak sedang asik mengobrol.
Piyoh.....! Kata salah satu dari mereka
Jeut.... Kami menjawab.



Perut mulai keroncongan, kamipun mengambil bekal makanan kami, kami beranjak ke atas bukit, di sanalah kami menikmati makan siang kami, sambil menikmati hamparan danau alami yang meliputi tiga desa ini. Kami begitu semangat menyantap makanan, bagaimana tidak, bebukitan yang diselimuti rumput hijau, beberapa pepohonan melambai dihembus angin lembut dan permukaan danau yang tenang membuat kami sangat menikmati makan siang walaupun dengan menu yang sederhana.
Santai sejenak sembari mengabadikan momen dengan kamera, titik airpun jatuh satu persatu, sepertinya akan hujan. Dengan tergesa-gesa kami turun ke bawah bukit, menyelamatkan diri masing-masing dari air langit. Hujan, kamipun berteduh di bangunan kayu tua dekat dengan tempat di mana kami memarkirkan sepeda motor kami sebelumnya.





Hujan semakin lebat, mengaburkan pandangan kami ke arah ujung danau, beberapa kerbau asik bermandikan hujan dan beberapa diantara mereka ada yang memilih untuk berendam ke dalam danau yang air pasti hangat sekali.





Teman saya menceritakan, bahwa dulunya tempat wisata ini sangatlah sibuk dan ramai, banyak orang yang piknik, memancing, bermain boat bebek di danau ini, namun sekarang tidak lagi. Lantas saya bertanya, apa yang terjadi. Teman saya menjawab hal ini karena terdengar isu bahwa ada ikan yang ukurannya besar sekali yang mendiami danau ini, sehingga membuat para pengunjung menjadi takut. Sungguh sangat disayangkan, beberapa fasilitas seperti mushalla, toilet, dan juga kafe tampak tidak terawat, padahal jika tempat wisata ini terus dihidupkan dan dikelola, maka tempat ini akan semakin terkenal, semakin maju dan taraf ekonomi masyarakat pasti akan berkembang dan membuat para masyarakat akan memiliki penghidupan yang lebih baik.

Sungguh malangnya kau Geunang-Gedong meninggalkan kenangan indah bagi mereka yang telah datang.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar